Thursday, March 26, 2009

Tanjung Balai Karimun, Tempat Kerja Pertamaku

Tanjung Balai Karimun, atau bisa disebut dengan singkatan TBK terletak di tengah Selat Malaka, yang merupakan lintasan atau jalur kapal paling ramai di dunia. Ini adalah kabupaten baru yang menginduk pada provinsi Kepulauan Riau. Ini adalah kota tempat aku pertama kali bekerja sebagai karyawan sebuah perusahaan seluler.

Di TBK terdapat bermacam etnis. Selain Melayu, yang cukup menyolok adalah etnis Jawa dan Cina. Orang Jawa yang berdia di pulau ini kebanyakan berasal dari daerah Pacitan, Jawa Timur. Saking banyaknya, sampai membentuk kampung-kampung tersendiri. Yang paling terkenal adalah daerah Sidorejo.





TBK terletak di sebelah barat pulau Batam dan berjarak sekitar 1,5 jam perjalanan dari Pelabuhan Sekupang, Batam. Bila Anda dari Jakarta, dari bandara Hang Nadim, Anda bisa naik Taksi ke pelabuhan Sekupang dan tinggal membeli tiket di Counter yang banyak terdapat dipintu masuk pelabuhan. Cukup banyak operator ferry ke TBK, antara lain Miko Natalia, Dumai Express dan Batam Jet.


TBK mempunyai tipikal kota yang berada di pulau, yaitu kawasan huniannya lebih banyak di tepi laut, sehingga perekonomiannya juga terkonsentrasi di tepi laut dengan Balai sebagai ibukotanya. Untuk kedepannya TBK juga sedang membangun pusat pemerintahan di tengah pulau Karimun disekitar jalan Poros. Hal ini dilakukan karena daerah Balai sudah mengalami kejenuhan karena terlalu padat sehingga harus dilakukan pemindahan pusat kegiatan pemerintahan (dan diharapkan ekonomi juga mengikuti) agar pembangunan lebih merata.


Sesuai dengan daerahnya yang dikelilingi laut, tempat wisata di TBK juga didominasi oleh wisata laut. Di TBK banyak pantai yang layak untuk dikembangkan agar menjadi tujuan wisata unggulan, antara lain pantai Pongkar & Pelalawan. Namun, disayangkan sepertinya pemkab Karimun kurang serius mengelola situs-situs wisata tersebut.


Selain wisata laut, di TBK juga ada wisata gunung, yang sebetulnya kalo kita yang di Jawa cocoknya di sebut bukit. Namanya gunung Jantan. Di atas gunung yang masih asri dan alami ini, kita bisa menemukan menara pantau milik Bea cukai. Dari atas menara ini kita bisa melihat panorama pulau Karimun dan laut yang mengelilinginya yang dipenuhi dengan kapal-kapal tanker yang sedang berlayar di selat Malaka. Dari kaki gunung, kita bisa sekalian berolahraga sampai puncak, atau kalau terburu waktu, kita bisa menggunakan kendaraan bermotor karena telah dibangun jalan beraspal sampai ke puncak Gunung Jantan.



Walaupun kotanya tidak terlalu besar, di TBK banyak terdapat hotel. Yang paling terkenal adalah hotel Maximillian yang terletak dekat dengan Pelabuhan Karimun. Banyaknya hotel ini ditengarai karena banyaknya orang Malaysia dan Singapore yang berkunjung ke pulau ini. Bukan rahasia lagi kalau banyak keluarga yang terdiri dari beberapa kewarganegaraan. Semisal, ayahnya WNI, tapi anaknya WN Singapore atau Malaysia, sehingga sering saling mengunjungi.



Namun, ada image negatif yang melekat di TBK, yaitu masalah prostitusi yang kabarnya merupakan terbesar kedua di Asia Tenggara setelah Phuket Thailand. Banyaknya hotel di TBK juga berbanding lurus dengan maraknya praktek prostitusi di kota ini. Ada dua lokalisasi yang terkenal, yaitu Paya Labu dan Villa. Ada kabar, kedua tempat ini sudah mau dinetralisir oleh pemkab Karimun. Semoga benar adanya agar maksiat tidak lagi merajalela di pulau yang indah ini.

7 comments:

  1. amin kota tenang yang terlalu tenang.. mengundang orang berbuat macam2 :)

    di lanjut mas

    ReplyDelete
  2. Ah bohong itu kalau lokalisasi di karimun bisa di hilangkan, dari mana pemda karimun mau dapat duit? saya ini orang karimun yg tinggal di luar negeri. saya sendiri malu ketemu sama orang asing yg pernah ke karimun katanya karimun surga dunia untuk cari kepuasan birahi.

    ReplyDelete
  3. Mana ada niat yg serius dari pemda karimun? dulu tahun 1980 waktu saya masih sekolah di karimun tempat lokalisasi hanya di payalabu tapi setelah hotel bermunculan kaya jamur,mereka melakukan prostitusi di hotel2 tersebut, tapi pemda karimun emang tutup mata jangan2 pejabatnya juga diam udah di kasi duit, udahlah pokoknya malu dech saya, pernah tuh orang bule teman saya bilang aku mau ke karimun lagi enak benar disana perempuannya murah meriah.......emosi saya dengerinnya tapi mau bilang apa? emang kenyataan gitu, hihihihihi
    Firman(putra karimun asli)

    ReplyDelete
  4. Benar Mas Bisot karimun itu cocoknya buka kita sebut kota yg tenang tapi kota yg ruwet penuh dengan prostitusi, gimana pemda karimun kerja donk yg serius kalau mau dapat income daerah tak harus membiarkan prostitusi menjamur dan dijadikan sumber pendapatan, kalau bapak2 mau itu kembangin pariwisata di pulau merak, air terjun, pantai pak imam,pongkar dan bekas galian timah kan bisa dibuat tempat pariwisata???

    ReplyDelete
  5. karimun kota dosa yang terselubung... pemerintah nya kebanyakan kerabat dan kluarga dekat sih... jadi ya manut2 aja... die die juga kate orang mlayu

    ReplyDelete
  6. Saya orang Indonesia tepatnya
    lahir di Jakarta Selatan, saya perlu informasi mengenai desa Kampung Murat, kira2 sahabat2 ada yang bisa bantu saya mengenai informasi penduduknya berapa, trus ada gak yang tahu nomor yang dapat dihubungi seperti kantor kepala desa bagian humasnya, kalo di Jakarta itu kantor kelurahan.

    Demikian disampaikan dan mohon sekali lagi informasinya.


    03 Jun 2010
    Muslim HMJ
    Jakarta Selatan

    ReplyDelete
  7. @MuslimHMJ : lagi ngerjain skripsi ya mas.. wkwkwkwkkw

    ReplyDelete